Saat membeli makanan di Warteg Pinang Bahri, di Gang Harlan Petamburan. Penjual makanan tersebut tidak memperhatikan kapan makanan itu masih layak dikonsumsi, dan si penjual tidak memperhatikan tanggal kedaluwarsaan.
Diduga Warteg Pinang Bahri berlokasi di daerah Gang Harlan, Pertamburan Menjual Menu Basi Kadaluarsa
Maka dari, buat Masyarakat harus berhati hati untuk makan di Warteg PB (Pinang Bahri). Warteg yang berdomisili di Gang Harlan, Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Karena makanan yang dijual di Warteg PB diduga Menjual Makanan yang sudah Tidak Layak Dikonsumsi Lagi, (Sudah Basi).
Hal Ini perlu diperhatikan, karena banyak makanan yang sudah tidak baik dikonsumsi. Seperti Ikan, dan Rawon sayur lainnya sudah kedaluwarsa, ini yang bisa menyebabkan berbagai macam penyakit, terutama keracunan makanan.
Dihimbau untuk seluruh warga yang ada di Gang Harlan, tanah Abang sekitar Petamburan wajib mewaspadai saat makan di warteg, Warteg pinang Bahri Gang Harlan tanah Abang. hal ini terjadi saat wartawan detiknewstv.com makan di warteg tersebut pada (24/4/2023).
Selain itu, meskipun anda anda sudah memperhatikan waktu kedaluwarsa makanan tersebut. Namun sering juga terlupa, bahwa makanan tersebut sudah tidak layak dikonsumsi karena terlalu lama disimpan. Atau mungkin karena sudah jadi kebiasaan, sehingga ada beberapa makanan yang tidak memiliki tanggal kadaluarsanya yang tidak diperhatikan oleh pemilik Warteg tersebut.
Dan ini cukup sulit untuk mengetahuinya, tanpa harus mencicipinya atau membuka kemasannya masakan di Warteg itu.
Sebenarnya semua jenis masakan itu bisa diakali dengan cara untuk dicicipi, supaya beberapa jenis makanan tersebut tidak Basi kadaluarsa.
Ada beberapa jenis makanan yang tersaji dimperlihatkan untuk dikonsumsi. Namun kebanyakan makanan di Warteg PB tersebut sudah tidak layak dikonsumsi lagi.
Pemilik Warteg PB diminta untuk lebih bijaksana dalam mempelajari soal kesehatan. Sehingga ketika anda tahu bahwa makanan tersebut sudah kedaluwarsa. Otomatis bagi masyarakat yang makan di Warteg PB akan jadi malapetaka, seperti keracunan makanan.
Tim Redaksi