Satpam SMANJA Tidak Memiliki Etika, Menghalangi Tugas Wartawan Saat Akan Komfirmasi Terkait Pembacokan Oleh Siswa SMANJA

Satpam SMANJA Tidak Memiliki Etika, Menghalangi Tugas Wartawan Saat Akan Komfirmasi Terkait Pembacokan Oleh Siswa SMANJA 

Purwakarta, Tribuntujuwali com 
Berawal dari pemberitaan pembacokan yang di lakukan oleh saudara RY alias Iyeng asal Sekolah Menegah Atas Negeri Jatiluhur ( SMANJA ) yang mengakibatkan siswa asal sekolah YPK yakni saudara Yoga harus di rawat di Rumah Sakit Umum Daerah Bayu Asih. 

Pimred media online Galuh Pakuan Nusantara.Com berusaha mencari fakta baru dan mencoba mengkonfirmasi saudara Tanty selaku Kepala Sekolah SMANJA,untuk mempertanyakan bagaimana kelanjutan kasus pembacokan tersebut yang di lakukan oleh saudara RY alias Iyeng., apakah sudah berdamai atau pelaku pembacokan telah di amankan pihak kepolisian atau bagaimana. Namun, saat Pimred media Online Galuh Pakuan Nusantara.com mendatangi sekolah SMANJA malah di halangi halangi oleh Security dengan berbagai pertanyaan hingga membentak Pimpinan Redaksi sekaligus sebagai Pemilik media online Galuh Pakuan Nusantara.com dengan memaki maki dengan nada tinggi serta mengeluarkan kata kata kasar dan mengusir wartawan.

Peristiwa yang di alami Pimpinan Redaksi media online Galuh Pakuan Nusantara.Com terjadi pada hari Senin tanggal 22 Januari 2024 di pos satpam sekolah SMANJA sekitar pukul 13.00. Wib. 

Aliva sebagai security di SMANJA saat kedatangan Kami, malah melobtarkan berbagai pertanyaan dengan dalih bahwa saya lah Satpam di sekolah ini. Baoam keperluan nya apa, mau ketemu siapa silahkan silahkan isi buku tamu dulu, apakah sudah ada janji dengan Ibu Keosek dan yang terakhir Saudara Aliva selaku Satpam di sekolah SMANJA mengatakan bahwa Ibu Kepsek tidak ada di sekolah saat tahu yang datang dari media. Dengan alasan seperti yang di lontarkan Satpam tersebut, justru kami merasa heran, kenapa tiba tiba Satoam mengatakan Ibu Kepsek sedang tidak ada, bahka. menurut para siswa sekolah SMANJA, Ibu Kepsek ada dan kami melihatnya, kata beberapa siswa yang berhasil di konfirmasi. 

Sebagai Kepala Sekolah setingkat SMANJA tersebut tidak memperlihatkan prilaku yang mendidik apalagi bisa menghargai orang lain apalagi seorang media juga saat bekerja di lindungi UU Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pokok Pers. 

Pihak Pimpinan Redaksi dari semenjak kejadian pembacokan langsung konfirmasi langsung kepada Tanty selaku Kepala Sekolah Menengah Atas Jatiluhur. Namun, chatingan via WhatsApps tersebut sama sekali tidak di balas. Saya pikir, hal sekecil jaringan WhatsApps saja tidak di gubris oleh Kepala sekolah SMANJA. Jelas ini meeupakan pelecehan profesi serta tindakan yang tidak patut di tiru. Semestinya seorang Kepala Sekolah itu harus bisa mengayomi, menghargai tugas tugas kewartawanan karena seorang wartawan juga saat bertugas dilindungi Undang - undang, tegas Wawan,St selaku Pimred di media online Galuh Pakuan Nusantara.Com.

Kepala Sekolah SMANJA di duga tidak memiliki etika dan jauh dari kata profesional, sebab semua chatingan via WhatsApps yang kami layangkan hingga kami mendatangi sekolah SMANJA malah kami mendapatkan perlakuan kasar dari Security sekolah SMANJA hingga kami di usir. Hingga berita ini di muat, pihak redaksi media Online Galuh Pakuan Nusantara.Com belum bisa mengkonfirmasi apalagi mengkalarifikasi yang di alami oleh Pimpinan Redaksi media online Galuh Pakuan Nusantara.Com.

( RM )

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال