Tpd9BSW5TUzlBSd5GUAlGfr6Td==
Plafon Eternit Mengancam Keselamatan Siswa, Pihak terkait Diharap Turun Tangan

Plafon Eternit Mengancam Keselamatan Siswa, Pihak terkait Diharap Turun Tangan

Plafon Eternit Mengancam Keselamatan Siswa, Pihak Terkait DiharapTurun Tangan
Table of contents
×


Tribuntujuwali.com
SOPPENG – Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri 196 polewali Kelurahan Salokaraja, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan semakin memprihatinkan. Selain plafon kantor bolong ruangan kelas Empat, Lima, Enam (IV, V, VI) juga mengalami plafon eternit yang bolong.


Sekolah yang berjumlah 71 siswa dengan  personil guru PNS dan P3K 10 orang dan non PNS 3 orang ini mengalami kerusakan yang cukup parah di hampir seluruh ruang kelasnya. Salah satu masalah utama adalah plafon ruang kelas yang rusak, dengan beberapa bagian yang bolong. Akibatnya, siswa yang tengah belajar kurang fokus dikarenakan pikiran terbagi ke keselamatan dirinya, takut jika tiba-tiba plafon roboh.


Drs.H.Aras H selaku kepala sekolah SDN 196 Polewali saat dikonfirmasi menjelaskan kalau bagunan plafon tersebut dikerjakan sekitar tahun 2015 dan kami sudah mengajukan Proposal ke Dinas Pendidikan sekitar kurang lebih 3 tahun yang lalu. Kamis (12/02/2025)


Sementara itu, seorang wali murid, juga menyuarakan keprihatinannya terhadap kondisi sekolah. Ia berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman. "Sebagai wali murid, kami berharap plafon sekolah yang bolong agar segera diperbaiki. Anak-anak perlu belajar di tempat yang layak agar bisa fokus dan nyaman," ujarnya dengan penuh harap.




Kepala Sekolah mengaku bahwa pihaknya sudah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk melakukan perbaikan. "Kami sudah menyampaikan kondisi ini kepada dinas pendidikan dan berharap agar perbaikan bisa segera dilakukan. Semoga tahun ini ada anggaran yang cukup untuk memperbaiki bangunan sekolah," ujar H. Aras.


Meskipun menghadapi kondisi yang tidak ideal, H.Aras tetap memotivasi para siswa untuk tidak kehilangan semangat belajar. Menurutnya, meskipun ruang kelas tidak sepenuhnya nyaman, antusiasme siswa tetap tinggi. "Kerusakan memang hampir merata di setiap kelas, namun kami tetap berupaya memberikan pelayanan terbaik dalam proses belajar mengajar," tutup H.Aras.


(Shandi)

0Comments