Tpd9BSW5TUzlBSd5GUAlGfr6Td==
Mujiardi Santoso:Perbedaan Keyakinan Bukanlah Penghalang Untuk Hidup Berdampingan Secara Harmonis

Mujiardi Santoso:Perbedaan Keyakinan Bukanlah Penghalang Untuk Hidup Berdampingan Secara Harmonis

Table of contents
×
Mujiardi Santoso:Perbedaan Keyakinan Bukanlah Penghalang Untuk Hidup Berdampingan Secara Harmonis


Bali, Tribuntujuwali.com
Pulau Dewata kembali menjadi saksi  indahnya toleransi antar umat beragama. Di tengah keheningan Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947 yang dirayakan umat Hindu, umat Muslim di Bali juga bersiap menyambut Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Dua momen sakral ini dirayakan dalam suasana penuh kedamaian dan saling menghormati.

Mujiardi Santoso, Ketua DPW(Dewan Pimpinan Wilayah) PWDPI(Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia) Prov.Bali, dalam pernyataannya mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan momen ini sebagai penguat tali persaudaraan dan toleransi. "Perbedaan keyakinan bukanlah penghalang bagi kita untuk hidup berdampingan secara harmonis. Mari kita jadikan momen Nyepi dan Idul Fitri ini sebagai momentum untuk memperkuat toleransi dan persatuan antar umat beragama," ujarnya.

Nyepi: Refleksi Diri dan Pembersihan Hati

Bagi umat Hindu, Hari Raya Nyepi adalah momen untuk merenungkan diri, introspeksi, dan membersihkan hati dari segala kotoran. Suasana hening dan khusyuk menyelimuti seluruh pulau, di mana aktivitas duniawi dihentikan sementara waktu. Momen ini dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas spiritual dan mempererat tali persaudaraan.

"Hari Raya Nyepi adalah momen yang tepat untuk merenungkan diri, introspeksi, dan membersihkan hati dari segala kotoran. Mari kita manfaatkan momen suci ini untuk meningkatkan kualitas spiritual kita, serta mempererat tali persaudaraan antar sesama," kata Mujiardi.

Idul Fitri: Kemenangan dan Silaturahmi

Sementara itu, umat Muslim di Bali bersiap menyambut Hari Raya Idul Fitri, hari kemenangan setelah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa. Momen ini dimanfaatkan untuk saling memaafkan, mempererat tali silaturahmi, dan berbagi kebahagiaan dengan sesama.

"Hari Raya Idul Fitri adalah hari kemenangan setelah sebulan penuh kita menjalankan ibadah puasa. Mari kita jadikan momen ini untuk saling memaafkan, mempererat tali silaturahmi, serta berbagi kebahagiaan dengan sesama," ungkap Mujiardi.

Harmoni dalam Keberagaman

Perayaan Nyepi dan Idul Fitri yang berdekatan ini menjadi simbol harmoni dalam keberagaman di Bali. Umat Hindu dan Muslim saling menghormati dan mendukung perayaan masing-masing. Suasana penuh toleransi ini menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.

"Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua," pungkas Mujiardi.

Ucapan Selamat dari Ketua DPW PWDPI Bali

Di akhir pernyataannya, Mujiardi Santoso mengucapkan selamat Hari Raya Nyepi Tahun Saka 1947 bagi umat Hindu dan selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah bagi umat Muslim. "Mohon maaf lahir dan batin. Om Shanti Shanti Shanti Om, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh," ucapnya.

Perayaan Nyepi dan Idul Fitri di Bali tahun ini menjadi bukti nyata bahwa perbedaan agama bukanlah penghalang untuk hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Semoga semangat toleransi ini terus terjaga dan menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat Indonesia.

(AR81)

0Comments