Diklat Karakter Berbasis Pesantren Angkatan ke-9 Tegaskan Pentingnya Etika Guru dan Murid
Pasirmalang, Lebak.Tribuntujuwali.com
Pendidikan karakter kembali ditegaskan sebagai fondasi utama dalam membentuk pribadi unggul melalui Diklat Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren Angkatan ke-9 yang digelar di Pondok Pesantren Nurul Falah Tebuireng Cabang 09, Pasirmalang, Lebak, Banten. Kegiatan yang berlangsung selama dua hari, dari Senin hingga Selasa (19-20 Mei 2025), resmi ditutup hari ini pukul 16.30 WIB.
Diklat kali ini mengangkat tema “Menata Hati, Membangun Jiwa, Menguatkan Karakter”, dengan merujuk pada kitab klasik Adabul Alim wal Muta’allim karya pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyaikh KH. M. Hasyim Asy’ari. Kitab tersebut dikenal luas sebagai rujukan utama dalam pendidikan etika guru dan murid.
Tujuan dari diklat ini adalah:
1. Membumikan pemikiran pendidikan Hadratussyaikh melalui kitab Adabul Alim wal Muta’allim;
2. Mendorong peserta menjadi pribadi berkarakter dan mampu menjadi teladan;
3. Memberdayakan potensi diri peserta;
4. Membantu guru dan murid dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan klasik;
5. Menjadi media silaturahim antar komponen pesantren untuk berkolaborasi dan bersinergi.
Sebanyak 53 peserta mengikuti kegiatan ini, terdiri dari 35 guru dari lingkungan Pondok Pesantren Nurul Falah dan 18 peserta dari kalangan alumni Pesantren Tebuireng yang kini mengelola lembaga pendidikan di wilayah Banten.
Diklat diisi oleh narasumber berkompeten, yakni:
Ust. Abdul Malik, S.Ag., S.Pd.I, Ketua Aswaja Center Pesantren Tebuireng
KH. Chamim Kohari, M.Pd.I, Pengurus LP2D (Lembaga Pendidikan, Pelatihan, dan Dakwah), Presidium Nasional IKAPETE.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Ketua Dewan Pembina Yayasan KH. Ahmad Rafiudin, S.Ag., Ketua Yayasan M. Rizqul Khoiri, S.Pd., Ketua Patsun Kyai Iton, Ketua Santri Mendunia Moh. Abdul Aziz Nawawi, S.Pd.I., M.Pd., Ph.D, serta Ibu Nyai Hj. Sri Kartini dari PP. Nurul Falah.
Dalam sambutannya, KH. Chamim Kohari menekankan pentingnya pendidikan berbasis nilai dan etika.
“Etika guru dan murid sebagaimana diajarkan Hadratussyaikh merupakan kunci untuk mencetak generasi yang tidak hanya cerdas, tapi juga berakhlak,” ujarnya.
Sementara itu, Ust. Abdul Malik menyampaikan harapannya agar para peserta dapat menjadi duta karakter di lingkungan masing-masing.
“Ilmu tanpa adab akan kehilangan makna. Kita ingin peserta menjadi sosok yang membawa cahaya adab di tengah masyarakat,” ungkapnya.
Diklat ini menjadi bukti komitmen Pondok Pesantren Nurul Falah dalam melanjutkan estafet perjuangan ulama terdahulu melalui pendidikan karakter yang kuat dan menyeluruh. (Red)
0Comments