Majelis Konoha: Dialog Kritis Menuju Purwakarta yang Lebih Baik
Purwakarta- Tribuntujuwali.com Menyaksikan lahirnya sebuah inisiatif inspiratif: Majelis Konoha (Kopi, Ngobrol, dan Hahaha). Forum diskusi lintas generasi dan profesi ini, digelar perdana di Wisma Suryo pada, Jumat, 2 Mei 2025.
Dengan tema "Purwakarta: Kemarin, Hari Ini, dan Esok" diskusi dengan balutan menjadi wadah dialog kritis bagi para aktivis, baik senior maupun muda, untuk membahas persoalan struktural yang selama ini dianggap menghambat pembangunan daerah.
Diskusi yang penuh semangat kolaborasi ini menghadirkan tokoh-tokoh senior, mulai dari mantan anggota dewan, jurnalis, dan aktivis masyarakat berpengalaman yang berdampingan dengan generasi muda yang terdiri dari pegiat pemuda, advokat, aktivis lingkungan, dan perwakilan komunitas warga.
Dalam dialog, para aktivis baik yang senior maupun yang muda, bersama-sama membedah berbagai tantangan yang dihadapi Purwakarta, mulai dari hegemoni kekuasaan yang menghambat sirkulasi elit politik sehat, hingga ketidaksesuaian visi-misi bupati dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang menimbulkan kebingungan arah pembangunan.
Kritik tajam juga dilayangkan terhadap kurangnya perhatian pemerintah daerah terhadap nasib pekerja migran asal Purwakarta, sistem transportasi publik yang mati suri, Perda Kepemudaan yang mandul, dan buruknya tata kelola persampahan. Ketiadaan peran aktif pemerintah daerah dalam mengatasi masalah-masalah mendasar ini menjadi sorotan utama para peserta.
Suasana diskusi yang terbuka dan penuh semangat kolaborasi menghasilkan kesepakatan untuk menjadikan Majelis Konoha sebagai agenda rutin. Ke depannya, forum ini akan digelar setiap dua minggu sekali, setiap hari Jumat pukul 15.00 WIB hingga selesai, sebagai wadah berkelanjutan untuk menyuarakan aspirasi warga dan merumuskan rekomendasi kebijakan alternatif.
Lebih dari sekadar forum diskusi, Majelis Konoha diharapkan menjadi simpul baru gerakan sosial dan politik lokal yang berakar pada kepentingan rakyat. Forum ini memberikan ruang bagi masyarakat Purwakarta untuk menyampaikan aspirasi dan mengawal pembangunan daerah secara kritis dan kolektif.
Gagasan Majelis Konoha bermula dari hal sederhana: obrolan santai di warung kopi. Namun, kesederhanaan ini justru membuka ruang diskusi yang bermakna. Para aktivis senior berbagi pengalaman, tantangan, dan strategi perjuangan mereka kepada generasi muda.
Azfar Cinaya, seorang advokat muda, mengapresiasi bimbingan para senior yang tidak hanya bercerita, tetapi juga membimbing generasi penerus untuk melanjutkan estafet pembangunan Purwakarta.
Diskusi yang berlangsung hangat dan komprehensif mencakup berbagai topik, mulai dari pembangunan infrastruktur dan pengembangan ekonomi kreatif hingga pelestarian budaya dan isu-isu sosial lainnya.
Bagi para peserta muda, seperti Rendi, seorang aktivis muda, Majelis Konoha menjadi jembatan penghubung, motivasi, dan inspirasi untuk terus berkontribusi bagi Purwakarta. Dukungan moril dan pengetahuan yang diberikan para senior sangat berharga bagi mereka.
Rendi pun menyampaikan harapannya agar semangat juang para senior dapat terus menyala di kalangan generasi muda, dan agar mereka dapat meneruskan ide-ide dan gagasan untuk mewujudkan Purwakarta yang lebih baik, lebih maju, dan lebih sejahtera.
"Bahwa pembangunan merupakan tanggung jawab bersama, baik generasi muda maupun senior. Harapannya, semangat kolaborasi ini akan berlanjut dan terus memperkuat gerakan perubahan untuk Purwakarta lebih baik," ucap Rendi
(Ramaldi)
0Comments