Lingga, Kepri, Tribuntujuwali. Com
Proyek pembangunan sebuah masjid di Kabupaten Lingga kembali menuai sorotan publik. Hasil investigasi media ini menemukan bahwa bangunan tersebut diduga tidak menggunakan batu besar sebagai pondasi utama, bahkan sempat memakai pasir halus pada bagian selop pondasi.
Is, selaku konsultan pengawas dari CV. Embun Consultant, saat dikonfirmasi oleh Lintastoday membenarkan hal tersebut. Ia menjelaskan bahwa penggunaan pasir halus memang sempat terjadi pada tahap awal pekerjaan.“Waktu itu memang pasir halus, tapi sekarang sudah saya suruh ganti dengan pasir kasar,” ujar Is, Senin (27/10/2025).
Menanggapi dugaan bahwa pondasi masjid dibangun tanpa batu besar, Is menegaskan bahwa penggunaan kerikil granit sebagai pengganti batu besar masih dalam batas standar teknis, terutama untuk bangunan satu lantai.“Terkait tidak menggunakan batu besar untuk pondasinya itu sudah sesuai standar kita,Karena kita sudah menggunakan kerikil granit. Tapi memang ada juga bangunan yang menggunakan batu besar, biasanya untuk pondasi yang dalam atau bangunan bertingkat dan lebih tinggi,” jelasnya.
Namun, keterangan warga setempat justru berbeda. Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya mengaku bahwa pondasi tapak masjid tersebut tidak menggunakan batu besar sama sekali, melainkan hanya mengandalkan batu koral atau kerikil granit.“Pengecoran pondasi tapak itu tidak pakai batu besar, hanya pakai batu cor granit saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Kartini, selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dalam proyek pembangunan tersebut, saat dikonfirmasi menyebut bahwa pekerjaan yang sempat menuai sorotan sudah diperbaiki sesuai hasil evaluasi lapangan.
“Terkait pekerjaan itu sudah diperbaiki, kan sudah dikonfirmasi bersama konsumen,” ujar Kartini singkat, Selasa (28/10/2025).
Di sisi lain media ini melakukan kordinasi bersama beberapa konsultan konstruksi baik dari Provinsi Kepulauan Riau maupun tingkat pusat memberikan pandangan berbeda. Mereka menilai, untuk bangunan rumah ibadah dua lantai, penggunaan pondasi tanpa batu besar tidak disarankan secara teknis.
Menurut para ahli, pondasi harus mampu menopang beban berat bangunan secara stabil. Penggunaan pondasi kecil atau tidak sesuai standar dapat berisiko menimbulkan keretakan, pergeseran struktur, hingga potensi roboh.
“Idealnya, gunakan pondasi batu kali yang dalam antara 80–120 cm, atau pondasi cakar ayam/tapak beton bertulang yang disesuaikan dengan kondisi tanah dan desain bangunan,” ungkap salah satu konsultan teknik dari jakarta pusat
Para pakar juga menegaskan bahwa kualitas pondasi menentukan umur bangunan. Tanah yang lunak atau tidak stabil menuntut pondasi yang lebih kuat agar mampu menyalurkan beban secara merata ke tanah dasar.
Red/E. Fik
0Comments